Senin, 30 Mei 2011

Mempertahankan Identitas

dari renungan harian
Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku.” Mazmur 101:2

Dewasa ini Kejahatan begitu merajalela,percabulan, korupsi kecil hingga besar, penipuan pajak dan lainnya.  maraknya selebritis yang tertangkap karena menggunakan narkoba. Uang dan popularitas telah membius mereka. Mengapa mereka menggunakan narkoba?
mereka sebenarnya ingin lari dari permasalahan hidup. Mereka sudah kehilangan identitas diri!
Sebagai orang percaya yang telah ditebus dan diselamatkan, haruskah kita turut tenggelam dalam kehidupan dunia yang menyesatkan ini?
Ketika norma-norma masyarakat mulai memudar, haruskah identitas kita sebagai umat pilihan Tuhan turut juga memudar dan mulai berkompromi dengan dosa seperti mereka? Justru di tengah-tengah dunia yang gelap ini “...hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16). 

Kita harus bisa mempertahankan identitas kita ini dan tetap menjaga diri supaya  hidup kita membawa pengaruh yang positif bagi orang lain. Mungkinkah? Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya. Daniel, meski hidup di negeri asing yang penuh dengan kesenangan dan penyembahan berhala, tetap bertekad menjaga identitasnya sebagai orang percaya agar dirinya tetap murni, dan menolak untuk mencemarkan diri dengan hidangan raja. Tertulis: “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.” (Daniel 1:8). Daniel berani hidup berbeda dari orang lain dan mampu mempertahankan identitas rohaninya. Meski berada di tengah-tengah orang-orang dunia dia tidak turut hidup dengan cara-cara duniawi.

Contoh lain adalah Yusuf, yang ketika hidup di Mesir tidak kehilangan identitasnya sebagai orang benar, tetap kuat menghadapi godaan isteri Potifar dan lebih memilih lari daripada harus berkompromi dengan dosa. Pemazmur pun berjuang agar hidupnya tetap berkenan kepada Tuhan. ”Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku. Hati yang bengkok akan menjauh dari padaku, kejahatan aku tidak mau tahu.” (Mazmur 101:3-4). Ingatlah identitas kita!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar