Senin, 30 Mei 2011

MENAKAR DAN MENGUKUR

dari renungan harian
ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu ...
(Lukas 6:38)
Seorang tua sedang merenung. "Dulu saya lahir dari keluarga miskin. Ketika melihat orang kaya, saya bertanya-tanya mengapa mereka egois, tidak mau menolong orang miskin memperbaiki masa depan, bahkan tak jarang malah memandang rendah? Namun, ketika kemudian saya menjadi kaya setelah bekerja keras, saya merasa orang miskin itu malas, tak mau berinisiatif, maunya ditolong, iri, dan tak pernah berterima kasih?" Pak tua itu menggeleng-geleng menyadari kontradiksi di hati dan perasaannya. Mengapa begini?

Tak jarang dalam hidup ini, kita memiliki standar ganda dalam "menakar dan mengukur". Kita kerap menilai orang lain dari "takaran" atau pandangan subjektif kita, dan tak mampu memahami orang lain dari sudut pandang orang itu. Kita kerap menuntut orang lain bersikap dan berbuat seperti yang kita mau, padahal kita sendiri belum tentu melakukan yang sebaliknya. Ketika berbuat salah, kita tak ingin dihakimi. Sebaliknya, ingin dimaafkan dan dibantu keluar dari kesalahan. Ketika membeli, kita menginginkan barang yang berkualitas dengan harga bagus, dan akan sangat marah jika dibohongi. Ketika susah, kita ingin orang lain menolong.

Apabila kita rindu tidak dihakimi, biarlah kita jangan menghakimi. Apabila kita rindu dimaafkan ketika bersalah, biarlah kita jangan menghukum, tetapi mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Sebab ukuran yang kita pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepada kita. Perhatikan ayat 38 "berilah": pengampunan, maaf, kesabaran, kebaikan, pengertian, dukungan, kekuatan, kesempatan, pertolongan. "... dan kamu akan diberi, " demikian sabda Kristus. Mau bukti? Coba terapkan janji Tuhan ini –SST

JALANI HIDUP SEBAGAIMANA KITA HARAP ORANG LAIN JALANI
MAKA ITU PULALAH YANG AKAN KITA DAPATI

Mempertahankan Identitas

dari renungan harian
Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku.” Mazmur 101:2

Dewasa ini Kejahatan begitu merajalela,percabulan, korupsi kecil hingga besar, penipuan pajak dan lainnya.  maraknya selebritis yang tertangkap karena menggunakan narkoba. Uang dan popularitas telah membius mereka. Mengapa mereka menggunakan narkoba?
mereka sebenarnya ingin lari dari permasalahan hidup. Mereka sudah kehilangan identitas diri!
Sebagai orang percaya yang telah ditebus dan diselamatkan, haruskah kita turut tenggelam dalam kehidupan dunia yang menyesatkan ini?
Ketika norma-norma masyarakat mulai memudar, haruskah identitas kita sebagai umat pilihan Tuhan turut juga memudar dan mulai berkompromi dengan dosa seperti mereka? Justru di tengah-tengah dunia yang gelap ini “...hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16). 

Kita harus bisa mempertahankan identitas kita ini dan tetap menjaga diri supaya  hidup kita membawa pengaruh yang positif bagi orang lain. Mungkinkah? Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya. Daniel, meski hidup di negeri asing yang penuh dengan kesenangan dan penyembahan berhala, tetap bertekad menjaga identitasnya sebagai orang percaya agar dirinya tetap murni, dan menolak untuk mencemarkan diri dengan hidangan raja. Tertulis: “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.” (Daniel 1:8). Daniel berani hidup berbeda dari orang lain dan mampu mempertahankan identitas rohaninya. Meski berada di tengah-tengah orang-orang dunia dia tidak turut hidup dengan cara-cara duniawi.

Contoh lain adalah Yusuf, yang ketika hidup di Mesir tidak kehilangan identitasnya sebagai orang benar, tetap kuat menghadapi godaan isteri Potifar dan lebih memilih lari daripada harus berkompromi dengan dosa. Pemazmur pun berjuang agar hidupnya tetap berkenan kepada Tuhan. ”Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku. Hati yang bengkok akan menjauh dari padaku, kejahatan aku tidak mau tahu.” (Mazmur 101:3-4). Ingatlah identitas kita!

Minggu, 29 Mei 2011

Siap Menjadi Laskar Kristus..!

Remaja sedang membaca  Kitab Mazmur 1

Yess.... !..Yes..Yes..!! " ..serentak teriakan   empat ratusan remaja menyambut,  Kalimat " Laskar .. Kristus....!": yang belum habis terlontar dari bibir  kak Saramuke..
Siang itu dalam ibadah gabungan Pengasuh dan  remaja se klasis Mimika  di Gereja Cornelius yang terletak  pinggir jalan Mapuru Jaya dalam Kompleks Brigif 20/IJK sekitar 14, km dari  kota Timika. 

Bangunan  gereja warna krem itu tak jauh, dari  pos jaga, dimana  seorang petugas  berseragam loreng lengkap memegang senjata  menyilang di dada, berdiri tegak memasang wajah sangar bagai patung dalam pos monyet  di pinggir jalan masuk kompleks Angkatan Darat ini.

Entah kesan apa yang  terlintas dalam  kepala tiap tamu sipil yang melintas di depannya.   Di jalan umum terpasang  rambu, daerah Militer, kurangi kecepatan  25 Km. 
Namun saya percaya apa yang nampak dari wajah prajurit  yang siap dengan senjata di tangan belum tentu sesangar hatinya.  Karena prajurit juga manusia, ia hanya mengemban  tugasnya. 

Menara gereja menjulang  setinggi 20 - 30 meter kira-kira.  Dalam ruangan di bawahnya nampak sesak para remaja  dan pengasuh.  Beberapa pengasuh sedang sibuk mengarahkan para  remaja yang baru saja turun dari bus ke deretan bangku -bangku yang kosong dalam bangunan gereja seluas kira-kira 30 meter kali  16 meter persegi ini.    Lantainya dipasang keramik   kuning  seukuran tiga puluh cm, motif bantik sangat elegan berpaduan dengan warna lampu dan sinar surya yang menyusup  melalui kaca besar yang terpasang tepat di atas mimbar utama

Sebagian remaja yang terlambat terpaksa harus berdiri  karena tak ada tempat  duduk kosong lagi . Ada pula yang diarahkan duduk  di lantai pada tangga altar berhadapan dengan jemaat.
Bangku -  bangku panjang  yang tadinya berada di atas altar sudah pindah ke  lantai yang paling rendah  berhadapan ke dinding sebelah kiri dan kanan gereja. sudah penuh.  Beberapa  pengasuh  yang sibuk mengabadikan moment itu nampak mencari   objek yang tepat.

Sementara puji-pujian terus dinyanyikan.  Diselingi riuhnya tepuk tangan setelah kelompok choir berhenti dan  kembali menyatu dalam barisan tempat duduk.

Kalimat kalimat penyemangat dan terimakasih dari Song Leader. terus digemahkan...pemain keybord  duduk disebelah kiri depan   ruangan tepat di belakang mimbar coklat yang dipasang dengan renda kain merah  putih. Wow...!!! Benar-benar  hari  minggu yang diberkati,  berkelimpahan sukacita

"Semangat yang luar biasa, semuanya karena kebaikan Tuhan" ...  "Remaja dan pengasuh harus tegar dan sukacita...!  Musuh kita adalah Iblis, sebagai laskar Kristus tidak boleh ...  low ...yo..!! ( loyo...).."  seruan John Saramuke, penuh antusias tegap, semangat dan  tersenyum...dengan lesung pipi nya..
 
Laskar Kristus,....!!! ... Yes..yes... ..!  Yesus ...Yess..yes..! ...
Iblis......!!...kasian de  loe...iblis ...!  itulah   yel..yel  yang diserukan secara berbalas-balasan...suara ratusan anak membumbung tak dapat dibedakan, gemuruhnya  memancar   melalui rgelombang udara lembab mendung... karena  hujan baru saja meredah menyisahkan rerumputan yang basah, di minggu 29 Mei.
Sukacita  selalu merasuki jiwa tiap pertemuan Ibadah., tak dapat dipisahkan. Mampu mengembalikan semangat para pengasuh  yang kecapean karena sepanjang hari  melanyani, Ibadagh sekolah Minggu, Tunas dan menggembalakan domba-domba kecilnya  masuk dalam pelataran Ibadah sore itu.

Pembacaan Alkitab terdapat dalam Injil Lukas 4 : 1-13, tentang Pencobaan di  Padang Gurun.
Tuhan Yesus memberikan kita petunjuk bagaimana mengalahkan  strategy Iblis, yang selalu mengamati  kapan kita menjadi loyo dan membuat kita jatuh atau terperangkap dalam dosa.
Ada lima  hal, kita akan pelajari dari bacaan ini  yaitu; Bagaimana  iblis menjerat kita jatuh dalam dosa, antara lain ;
Pertama : Iblis menggunakan kemuliaan (menawarkan  kekayaan,   kehormatan, terkenal, beken dan sebagainya) agar kita mau melakukan apa yang ia inginkan.   dalam hidup kita,  sering  kali  datang banyak tawaran seperti itu.
Kedua : Iblis tidak mau kita  bersekutu dengan Tuhan. Iblis suka jika kita sendiri, agar dia bebas mempengaruhi kita.  Sebab itu, anak Tuhan tidak boleh meninggalkan persekutuan, Ibadah, sekolah minggu, baca dan merenungkan  Firman Tuhan. karena demikian  kita mempersekutukan diri  dengan Tuhan. Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita
Ke tiga : ketika kita kecapaen,iblis suka goda kita.
Ke empat : disaat kita sedang mendegar Firman Tuhan atau berada dalam Rumah Tuhan.
banyak anak  Tuhan tidak kosentrasi  saat beribadah atau  berdoa. Itulah sebabnya  ada yang suka ribut,  berceritera dengan teman dan ganggu teman dalam ibadah.
Kelima :  Di saat kita sedang atau memulai suatu  hal yang baik, misalnya pelayanan. Iblis mencarai strategy untuk menghancurkan pelayanan kita. Misalnya, merasa paling berjasa atau paling penting dalam keberhasilan sebuah pelayanan. kita tidak menyadari  rancangan iblis, kita menjadi sombong dan  tidak menghargai kawan sepelayanan.
Kalau pencobaan adalah senjata iblis menyerang kita, maka kita punya senjata yang paling ampuh  untuk melawan dia, yaitu :
Kita memiliki Kuasa atau otoritas dari Allah karena kita adalah anak-anak Nya. Tuhan Yesus akan memberikan Kasih Nya bagi kita,  untuk menghadapi cara-cara iblis. misalnya, membenci, marah-masih, mencuri dan sebagainya. kita juga akan dibimbing oleh Roh Kudus.
dengan senjata itu kita mampu melawan si iblis.   itulah inti pemberitaan yang disampaikan oleh John  dalam ibadah tersebut.
Ibadah  diselingi dengan puji-pujian dari  Par Syallom Amungsa;  Par  Marantha SPIII, Par Pniel Jalan Baru; dan  solo dari Par Ottow Geissler 32.  ibadah berakhir dengan pujian  Bapa terimakasih, dan salam-salaman.

_________________________________________________________
Apa kabar...kita bergembira.. tepuk tangan kedip kan mata mu.... Sukacita yang  dirasakan, entah bagaimana  saya  harus gambarkan dengan kata-kata..  ya sama seperti warna-warni baju yang dipakai  tiap orang yang hadir siang itu.  Ada senyum yang lebar menandakan ketulusan hati saat kita saling bertemu. Ya rasanya seperti  pertemuan di sorga kelak. dimana setiap pelayan mengisahkan apa yang dialami, dikerjakan dan bagaimana   ia  menjadi pemenang dalam  perlombaan itu...wow... saya percaya ketika melihat  itu, Tuhan  bersama malaikatNya pasti bersukacita...

Sbab Kau besar, perbuatan Nya ajaib.. tiada seperti Engkau...Sbab  Kau besar....!! demikian alunan suara manis yang merupakan talenta  pemberian Nya, Vocal Grup dari Jemaat  Marantha  memuliakan Tuhan Yesus. Ia besar banyak perbuatan Nya yang ajaib... ajaib... karena KASIH, Kemurahan dan Kebaikan Nya... sungguh Tuhan Yesus Dahsyat, ajaib dalam hidup kita...


Seperti rusa rindu sungai Mu, jiwa ku rindu Engkau. Kau lah Tuhan hasrat  hati ku, Jiwa ku rindu  Engkau... demikian sepotong syair yang dibawakan VG Par Syallom Amungsa. 

  

Anak Tuhan dituntut mempertanggungjawabkan apa yang kita ucapkan, lakukan dan pikirkan.  Jika kita, sudah tahu bagaimana cara iblis menyerang kita, memperdayakan kita, agar kita  jauh dari Tuhan.  
Iblis paling suka menggoda kita, senjata nya adalah pencobaan. 
Mari Laskar Kristus bangkit, tegakkan  kebenaran dengan Kuasa Allah, berjalanlah dengan tekun dalam  Kasih Tuhan  Yesus. Mintalah tuntutan Roh kudus.  Maka itu akan menjadi senjata yang ampuh   mengalahkan iblis...
AWAS IBLIS MUSUH KITA.. !!! 

Pnt. John Saramuke,



 Duet dari PAR Syallom Amungsa...




Solo dari PAR Pniel Jalan Baru







Solo dari PAR Ottow Geissler MP 32

Opa Kemis,  adalah sesepuh sekaligus pelopor sekolah Minggu GKI di tanah Amungsa.  Selalu setia memberikan dukungan, motivasi dan semangat bagi kaum muda.(barisan pengasuh)  dalam pelayanan.
Meski usianya sudah senja, semangat nya untuk pekerjaan Tuhan tak pernah  pudar. Kak Kemis, (baju Biru)  bagai  Musa yang di utus Tuhan membimbing kami gembala-gembala kecil di Tanah Amungsa. Kiranya Tuhan Sang Gembala Agung senantiasa memberkati Opa Kemis

Sabtu, 28 Mei 2011

Ibadah Pengasuh

Ibadah  pengasuh berlangsung di Rumah ka Johan Gandegoay, 28 Mei.  dihadiri  18  orang pengasuh.
ibadah  tersebut diadakan tiap bulan secara bergilir, sehari sebelum Ibadah  Gabungan.
Selain  sharing pengalaman, kendala, serta informasih pelayanan juga saling menguatkan,  diantara pengasuh se Klasis Mimika
Ibadah yang direncanakan jam 4 sore itu, sedikit molor karena menunggu  ibadah  tunas dari beberapa Jemaat yang diadakan hari Sabtu selesai. ya, kita maklumi karena itulah tugas  pengasuh, lagi pula tak enak juga kalau tidak semua ngumpul. 
Pemimpin liturgi adalah Ka Dolly Reba, sedangkan pelayana Firman adalah Kak J. Kemis.  pembacaan terdapat dalam Yohanes 6:16-21,  "Yesus berjalan di atas air" 
 Dalam perenungan itu,  Ka Kemis menguatkan para pengasuh,  agar dalam menghadapi tiap persoalan, baik itu  tantangan dalam pelayanan, keluarga maupun  pergumulan pribadi yang sedang dibawa kepada Tuhan,  namun  belum  nampak tanda-tanda jawaban Nya. Tuhan punya rencana ter indah bagi setiap anak Nya.  Ia TIDAK PERNAH meninggalkan anak-anak Nya berjalan sendiri menghadapi  tiap badai hidup. Tuhan  selalu ada  dan memberikan pertolongan, tidak ada kata terlambat, karena  Yesus lebih mengenal kita dari pada kita sendiri mengenal diri kita. Yesus mengenal apa yang kita butuhkan, dan Ia tahu kapan waktunya kita harus menerima.

 

Camping Paskah April 2011








Sukacita Ibadah Gabungan 24 April

Ibadah Gabungan PAR di Jemaat Syallom  Amungsa, Minggu 24 April 2011.
Ibadah  berlangsung penuh sukacita, meski hujan  deras mengguyur kota Timika, namun tak menyurutkan semangat dan sukacita pengasuh dan  remaja yang terus berdatangan dari jemaat-jemaat GKI sekitar Timika memenuhi gedung gereja  jumlah remaja yang hadir sebanyak 372 anak. 
Ibadah di Pimpin oleh Pdt.M.Sigalinging.STh. 
syallom ...GBU