Ibadah Gabungan PAR GKI Mimika, 31 Juli diadakan di Jemaat Solafide Mapuru Jaya. Lebih dari lima ratusan anak dan pengasuh memenuhi gedung. Pengasuh setempat harus menambah extra bangku, namun masih ada yang berdiri dan duduk di lantai. Alatar Kiri - kanan mimbar. Sementara di luar gereja pun nampak ada yang berdiri dan duduk.
Hari itu banyak remaja hadir dibanding bulan sebelumnya. Sekitar 8 bus besar dan 2 Mini bus dipakai antar jemput.
Lituri dibawakan oleh ka Sela dari Syallom Amungsa. Sementara Firman Tuhan disampaikan oleh koordinator Par Tingkat Klasis sdr. Johan Gandegoay
Siapa mencintai didikan,mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran adalah dungu. Amzal 12:1
Jangan menyebut nama Tuhan Allah mu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama Nya dengan sembarangan. Ulangan 5 : 5
Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih ?
Dengan menjaganya sesuai dengan firman Nya.Mazmur 119 : 9
merupakan adalah ayat-ayat firman Tuhan yang mendasari refleksi siang itu.
Banyak anak Tuhan dewasa ini, entah sadar atau tidak dalam pergaulan maupun kehidupan sehari-hari sering mengucapkan kata-kata kotor, makian,sumpah serapah, bahkan tak jarang dalam kelakar atau sendagurau dengan berani mengucapkan Nama Tuhan, membuat lelucon (Mob) parahnya mereka tidak merasa bersalah. Dalam Alkitab, Tuhan melarang keras kita menggunakan nama Nya sembarangan. Karena Nama Nya Kudus.
Nama Tuhan tak boleh dijadikan lelucon,dipermainkan atu menyebutnya tanpa tujuan, alias asal bunyi. Hanya dipakai untuk kemuliaan Nya.
Kalau saja nama mu menjadi pembicaraan orang atau dipermainkan .....! pasti kamu akan marah, tersinggung end so on lah..!. Lain hal nya jika pembicaraan itu baik.. karena perbuatan baik atau tingkah laku yang sopan dan santun, atau mungkin juga karena prestasi mu yang hebat sehingga kamu menjadi buah bibir banyak orang...pasti kamu, bahkan orang tua mu sangat bangga kan ..!
Nah, hal seperti ini juga terjadi di kota Unggas Politan,! sekarang banyak burung-burung dewasa tidak menjadi teladan bagi anak-anak mereka. Saya juga heran..! ada apa dengan pak pelatuk yang selalu mengucapkan sumpah serapah, makian, kata-kata kotor. heran nya, lengkingan suaranya bisa terdengar hingga dua, tiga lima pohon dari sarang nya dalam pohon besar itu... .
dan terus terang membuat saya semakin pusing tujuh keliling...sebab banyak juga anak-anak burung yang mulai ikut-ikutan seperti burung-burung dewasa lain nya.
Namun syukur atas peristiwa siang itu, jika tidak, mungkin saja pak pelatuk tak pernah sadar akan kebiasaan mengoceh dan melontarkan kata-kata kotor.
Beginilah ceitera singkat nya.
Suatu siang pak pelatuk sedang membuat lubang sarangnya pada sebuah pohon, tepat di bawah sebuah cabang besar yang menjorok ke luar. Tiba-tiba suaranya melengking kuat sekali sehingga hampir seperempat kota unggas dapat mendengarnya dengar jelas. ia juga mengeluarkan kata-kata kotor dalam bahasa unggas. Kalau saya artikan itu adalah makian, sumpah...dan banyak deh...
saya tak ingin menyebutkan langsung pasti kamu ngerti kan yang saya maksudkan?
Penyebabnya adalah, pak pelatuk salah mematuk jarinya hingga luka dan berdarah. Selama tidak mengisap jarinya, pasti kata-kata itu..berhamburan keluar dari paroh nya seperti senjata api memuntahkan banyak peluru. Parahnya ia tidak menyadarinya,dianggapnyalah kata-kata itu biasa.
Dua hari kemudian, pak pelatuk sedang menyelesaikan sarangnya. Dan tiba-tiba ia mendengar lengkingan suara dari bawa pohon jauh di bawah sana. yang artinyta sama persis seperti kata-kata nya waktu lalu.
Bukan main kagetnya.., mendegar kata-kata itu. Secepat kilat ia meninggalkan pekerjaannya mendarat disamping sumber suara tersebut. Ternyata anak nya sendiri sedang bermain dengan anak tetangganya yaitu si pip.. pipit. yang berebutan seekor belalang.
" Anak-anak, mengapa kalian bisa mengucapkan kata-kata kotor tadi ? Siapa yang mengajarkan kamu..?" kata pak pelatuk, berpura-pura ramah.
Kedua burung muda tersebut diam sejenak. Doni anaknya sendiri takut. dan malu.." lalu. si pip memberanikan diri" katanya, "beberapa hari lalu, ketika sedang bermain kami dengar om juga mengucapkan kata-kata itu, waktu itu tangan om terluka"
Mendengar penjelasan si pipit, Pak tua itu bagai melihat wajahnya dicermin. ia baru menyadari rupanya apa yang dilakukan nya selama ini, entah sadar atau tidak, telah menjadi contoh bagi anak-anak unggas. ....
Kemudian dengan mesra ia merangkul kedua burung muda itu. dan sejak itu. pak Pelatuk selalu menjaga tutur kata dan tingkah laku nya.
Sobat-sobit pengasuh dan remaja, marilah kita menjaga ucapan kita, tutur kata bahkan kebiasaan kita yang tidak baik. Karena kita adalah Kitab injil yang terbuka, dapat dilihat , dibaca tiap saat oleh siapa saja.Apa yang kita lakukan harus lah memulaikan Tuhan. Ingat bukankah kita ini diciptakan segambar dengan Allah? sehingga kita harus menunjukkan citra Allah kepada banyak orang...
demikian Firman cerita yang disampaikan oleh Ka Johan siang itu. dengan gayanya yang membuat semua perhatian tertuju pada kisah Ungas politan.
Minggu, 31 Juli 2011
Sabtu, 30 Juli 2011
Ib adah gabungan Pengasuh
Ibadah, gabungan pengasuh se Klasis GKI Mimika 30 Juli. bertempat di keluarga H.M Emeyauta jalan Merpati RT 3 Nomor 44 Kuala Kencana, dimpimpin oleh ka Arnold Sanadi.
meski tak semua pengasuh datang namun ibadah berlangsung penuh hikmat. saling berbagi pengalaman dan informasi.
meski tak semua pengasuh datang namun ibadah berlangsung penuh hikmat. saling berbagi pengalaman dan informasi.
Selasa, 07 Juni 2011
Mama kenapa ko tidak mati saja..!!
Ibu ku hanya punya satu mata, dan satu kaki. Ini sangat memalukan ku. Aku ingin dia mati atau lenyap dari muka bumi.
Ibu bekerja keras sebagai pembantu di tentangga, dan berjualan kue untuk membiayai sekolah ku dan kebutuhan keluarga.
Satu sat, ia berjualan di sekolah ku, dan aku berlari meninggalkan nya, karena rasa malu. “ kenapa ibu tidak mati saja” kata ku tanpa rasa menyesal, sepulang sekolah pada nya. Ia hanya diam
Kata-kata itu, membuat hati nya hancur dan tertusuk. Sering ia menangis di dapur, tanpa suara di saat aku sedang tidur. Aku tahu, kesedihan nya, namun aku begitu membenci karena cacat fisik nya.
Kami hidup dalam sebuah gubuk tua, dan sangat menderita. Aku berjanji unstuck sekolah dan harus menjadi orang sukses. Ibu k uterus membiayai sekolah ku, meski dalam kondisi cacat.
Bertahu-tahun kemudian, aku tamat kuliah, dan mendapat pekerjaan. Berkeluarga. Membeli rumah mewah dan punya anak.
Ibu, ku datang. Membuat anak-anak ku, takut karena cacat dan kondisi yang karu-karuan. Aku mengusir nya dan mencaci nya, pergi dari halaman rumah ku,
Sungguh memalukan, ibu ku memiliki hanya satu mata dan satu kaki . aku membencinya. Ibu bekerja di tetangga sebagai juru masak. Dan berjualan kue untuk membiayai keluarga dan sekolah ku.
Suatu hari ketika aku masih SD, ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia lakukan ini? Aku memandangnya dengan penuh kebencian dan melarikan diri. Ibuku terdiam hanya memandang.
”Ibumu hanya punya satu kaki dan satu mata. ?!?!” Iieeeeee, jerit seorang temanku.. Ujarku pada ibu, “Bu, Mengapa Ibu tidak punya satu kaki dan satu mata lainnya? Kalau Ibu hanya ingin membuatku ditertawakan, lebih baik Ibu mati saja!!!”
Ibuku tidak menyahut. Aku merasa agak tidak enak, tapi pada saat yang bersamaan, lega rasanya sudah mengungkapkan apa yang ingin sekali kukatakan selama ini. Mungkin karena Ibu tidak menghukumku, tapi aku tak berpikir sama sekali bahwa perasaannya sangat terluka karenaku.
Malam itu. Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku
sedang menangis, tanpa suara, seakan-akan ia takut aku akan terbangun karenanya.
Ia memandangku sejenak, kemudian berlalu dengan kaki pincang.
Akibat perkataanku tadi, hatinya tertusuk. Walaupun begitu, aku membenci ibuku yang sedang menangis dengan satu kaki dan matanya. Jadi aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku akan tumbuh dewasa dan menjadi orang yang sukses.
Aku belajar dengan tekun, ibuku terus bekerja membelikanku baju, buku sekolah, membayar uang sekolah. Akhirnya aku lulus dan mendapat beasiswa masuk perguruan tinggi. Kutinggalkan ibuku dan pergi ke Jakarta menuntut ilmu. Lalu aku pun menikah, membeli rumah, kemudian memiliki anak.
Kini aku hidup dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggalku karena tidak membuatku teringat akan ibuku.
Kebahagian ini terus bertambah, ketika ibu datang ke rumahku. Apa?! Siapa ini?! Itu ibuku. terlihat kepanasan di wajahnya, berkeringat dan terengah-engah dengan kaki dan mata satunya.
Siang itu, seakan langit runtuh menimpaku. Anak-anakku berlari ketakutan, ngeri melihat bentuk ibuku yang gak karu-karuan. Kataku, “Siapa kamu?! Aku tak kenal dirimu!!” ”Berani-beraninya kamu datang ke sini dan menakuti anak-anakku! !” ”KELUAR DARI SINI! SEKARANG!!” Ibuku hanya menjawab perlahan, “Oh, maaf. Sepertinya saya salah alamat,” dan ia pun berlalu dengan tongkat kakinya. Untung saja ia tidak mengenaliku. Aku sungguh lega. Aku tak peduli lagi. Akupun menjadi sangat lega.
Suatu hari, sepucuk surat undangan reuni sekolah tiba di rumahku di Jakarta. Aku berbohong pada istriku bahwa aku ada urusan kantor. Akupun pergi ke sana. Setelah reuni, aku mampir ke gubuk tua, yang dulu aku sebut rumah.. Hanya ingin tahu saja.
Di sana, kutemukan ibuku tergeletak di lantai yang dingin.
Namun aku tak meneteskan air mata sedikit pun. Ada selembar kertas di tangannya. Sepucuk surat untukku.
”Anakku..Kurasa hidupku sudah cukup panjang. Aku tidak akan ke Jakarta lagi. Namun apakah berlebihan jika aku ingin kau menjengukku sekali ? Aku sangat merindukanmu. Aku sangat gembira ketika tahu kau akan datang ke reuni itu. Tapi kuputuskan aku tidak pergi ke sekolah. Demi kau. Dan aku minta maaf karena hanya membuatmu malu dengan keadaan cacat fisiku.
Kau tahu, ketika kau masih dalam kandungan ibu mengalami kecelakaan , ketika ibu masih hamil seseorang telah dengan sengaja menabrak kaki ibu hingga patah. Tetapi untung kandungan ibu selamat, akhirnya ibu melahirkan bayi lucu yaitu kamu, tetapi sayang Tuhan hanya memberikan mu satu mata .Sebagai seorang ibu, aku tak tahan melihatmu tumbuh hanya dengan mata satu.
Maka aku berikan mata satuku kepadamu,. Aku sangat bangga padamu yang telah melihat seluruh dunia untukku, ditempatku, dengan mata itu. Aku tak pernah marah atas semua kelakuanmu. Ketika kau marah padaku.. Aku hanya membatin sendiri, “Itu karena ia mencintaiku” Anakku! Oh, anakku!”
Akupun menangis sekeras-kerasnya, memeluk ibuku erat-erat meminta maaf, namun sayang ternyata Ibuku sudah beberapa jam lalu meninggal dalam kesendiriannya.
Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki sekarang dibandingkan apa yang tidak dimiliki oleh jutaan orang lain! Luangkan waktu untuk mendoakan ibu Anda!
Ibu bekerja keras sebagai pembantu di tentangga, dan berjualan kue untuk membiayai sekolah ku dan kebutuhan keluarga.
Satu sat, ia berjualan di sekolah ku, dan aku berlari meninggalkan nya, karena rasa malu. “ kenapa ibu tidak mati saja” kata ku tanpa rasa menyesal, sepulang sekolah pada nya. Ia hanya diam
Kata-kata itu, membuat hati nya hancur dan tertusuk. Sering ia menangis di dapur, tanpa suara di saat aku sedang tidur. Aku tahu, kesedihan nya, namun aku begitu membenci karena cacat fisik nya.
Kami hidup dalam sebuah gubuk tua, dan sangat menderita. Aku berjanji unstuck sekolah dan harus menjadi orang sukses. Ibu k uterus membiayai sekolah ku, meski dalam kondisi cacat.
Bertahu-tahun kemudian, aku tamat kuliah, dan mendapat pekerjaan. Berkeluarga. Membeli rumah mewah dan punya anak.
Ibu, ku datang. Membuat anak-anak ku, takut karena cacat dan kondisi yang karu-karuan. Aku mengusir nya dan mencaci nya, pergi dari halaman rumah ku,
Sungguh memalukan, ibu ku memiliki hanya satu mata dan satu kaki . aku membencinya. Ibu bekerja di tetangga sebagai juru masak. Dan berjualan kue untuk membiayai keluarga dan sekolah ku.
Suatu hari ketika aku masih SD, ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia lakukan ini? Aku memandangnya dengan penuh kebencian dan melarikan diri. Ibuku terdiam hanya memandang.
”Ibumu hanya punya satu kaki dan satu mata. ?!?!” Iieeeeee, jerit seorang temanku.. Ujarku pada ibu, “Bu, Mengapa Ibu tidak punya satu kaki dan satu mata lainnya? Kalau Ibu hanya ingin membuatku ditertawakan, lebih baik Ibu mati saja!!!”
Ibuku tidak menyahut. Aku merasa agak tidak enak, tapi pada saat yang bersamaan, lega rasanya sudah mengungkapkan apa yang ingin sekali kukatakan selama ini. Mungkin karena Ibu tidak menghukumku, tapi aku tak berpikir sama sekali bahwa perasaannya sangat terluka karenaku.
Malam itu. Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku
sedang menangis, tanpa suara, seakan-akan ia takut aku akan terbangun karenanya.
Ia memandangku sejenak, kemudian berlalu dengan kaki pincang.
Akibat perkataanku tadi, hatinya tertusuk. Walaupun begitu, aku membenci ibuku yang sedang menangis dengan satu kaki dan matanya. Jadi aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku akan tumbuh dewasa dan menjadi orang yang sukses.
Aku belajar dengan tekun, ibuku terus bekerja membelikanku baju, buku sekolah, membayar uang sekolah. Akhirnya aku lulus dan mendapat beasiswa masuk perguruan tinggi. Kutinggalkan ibuku dan pergi ke Jakarta menuntut ilmu. Lalu aku pun menikah, membeli rumah, kemudian memiliki anak.
Kini aku hidup dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggalku karena tidak membuatku teringat akan ibuku.
Kebahagian ini terus bertambah, ketika ibu datang ke rumahku. Apa?! Siapa ini?! Itu ibuku. terlihat kepanasan di wajahnya, berkeringat dan terengah-engah dengan kaki dan mata satunya.
Siang itu, seakan langit runtuh menimpaku. Anak-anakku berlari ketakutan, ngeri melihat bentuk ibuku yang gak karu-karuan. Kataku, “Siapa kamu?! Aku tak kenal dirimu!!” ”Berani-beraninya kamu datang ke sini dan menakuti anak-anakku! !” ”KELUAR DARI SINI! SEKARANG!!” Ibuku hanya menjawab perlahan, “Oh, maaf. Sepertinya saya salah alamat,” dan ia pun berlalu dengan tongkat kakinya. Untung saja ia tidak mengenaliku. Aku sungguh lega. Aku tak peduli lagi. Akupun menjadi sangat lega.
Suatu hari, sepucuk surat undangan reuni sekolah tiba di rumahku di Jakarta. Aku berbohong pada istriku bahwa aku ada urusan kantor. Akupun pergi ke sana. Setelah reuni, aku mampir ke gubuk tua, yang dulu aku sebut rumah.. Hanya ingin tahu saja.
Di sana, kutemukan ibuku tergeletak di lantai yang dingin.
Namun aku tak meneteskan air mata sedikit pun. Ada selembar kertas di tangannya. Sepucuk surat untukku.
”Anakku..Kurasa hidupku sudah cukup panjang. Aku tidak akan ke Jakarta lagi. Namun apakah berlebihan jika aku ingin kau menjengukku sekali ? Aku sangat merindukanmu. Aku sangat gembira ketika tahu kau akan datang ke reuni itu. Tapi kuputuskan aku tidak pergi ke sekolah. Demi kau. Dan aku minta maaf karena hanya membuatmu malu dengan keadaan cacat fisiku.
Kau tahu, ketika kau masih dalam kandungan ibu mengalami kecelakaan , ketika ibu masih hamil seseorang telah dengan sengaja menabrak kaki ibu hingga patah. Tetapi untung kandungan ibu selamat, akhirnya ibu melahirkan bayi lucu yaitu kamu, tetapi sayang Tuhan hanya memberikan mu satu mata .Sebagai seorang ibu, aku tak tahan melihatmu tumbuh hanya dengan mata satu.
Maka aku berikan mata satuku kepadamu,. Aku sangat bangga padamu yang telah melihat seluruh dunia untukku, ditempatku, dengan mata itu. Aku tak pernah marah atas semua kelakuanmu. Ketika kau marah padaku.. Aku hanya membatin sendiri, “Itu karena ia mencintaiku” Anakku! Oh, anakku!”
Akupun menangis sekeras-kerasnya, memeluk ibuku erat-erat meminta maaf, namun sayang ternyata Ibuku sudah beberapa jam lalu meninggal dalam kesendiriannya.
Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki sekarang dibandingkan apa yang tidak dimiliki oleh jutaan orang lain! Luangkan waktu untuk mendoakan ibu Anda!
Kontraktor edan (gila), jangan dibiarkan
Bukan sirkus bukan sulap, tapi NYATA..! Ini adalah cara kerja kontraktor edan alias gila yang seharusnya ditindak tegas oleh aparat atau pemerintah. Karena tak layak mendapat proyek Perbaikan atau perawatan lampu-lampu jalan di Kota Timika, sangat membahayakan nyawa pekerja, bahkan pengguna jalan raya lainnya.
Lihat saja scafholding setinggi tiang listrik kurang lebih 12 meter, dipasang di tas bak sebuah truk yang sedang bergerak, sementara pekerjanya tetap berada di puncak menara.
Pemandangan ini bukan hal yang baru di Timika. Sejak dua, tiga atau empat tahun lalu hingga siang tadi, Selasa 7 Juni jam 11.30 tepatnya di jalan Cendrawasih depan Hotel Kanguru Lama, cara kerjanya tidak pernah berubah, SANGAT berbahaya terutama bagi jiwa pekerja.
Truknya yang sedang bergerak. Jarak antara tiang ke tiang sekitar 30m - 50 meter.
pemadangan tadi siang ini menyebabkan lalu lintas macet,antrean cukup panjang meno....
Lihat saja scafholding setinggi tiang listrik kurang lebih 12 meter, dipasang di tas bak sebuah truk yang sedang bergerak, sementara pekerjanya tetap berada di puncak menara.
Pemandangan ini bukan hal yang baru di Timika. Sejak dua, tiga atau empat tahun lalu hingga siang tadi, Selasa 7 Juni jam 11.30 tepatnya di jalan Cendrawasih depan Hotel Kanguru Lama, cara kerjanya tidak pernah berubah, SANGAT berbahaya terutama bagi jiwa pekerja.
Truknya yang sedang bergerak. Jarak antara tiang ke tiang sekitar 30m - 50 meter.
pemadangan tadi siang ini menyebabkan lalu lintas macet,antrean cukup panjang meno....
Minggu, 05 Juni 2011
PAR Via Dolorosa.Minggu 5 Juni
sya..la...la, haleluya, kami anak sekolah minggu
tempat kami di sisi mu, bukan dibelakang atau dimana-mana
kami adalah harapan gereja, jangan lupa itu
wahai ibu/bapak ...Yesus minta kami dibimbing...pegang tangan kami erat
bawa kami pada Nya
Pujian anak-anak sekolah minggu di Jemaat Via Dolorosa Sempan Timika, yang akan dibawakan oleh VG Sekolah dalam Ibadah Jemaat jam sembilan nanti.
Minggu pagi, 5 Juni. Langit tidak secerah hari kemarin. Awan menggumpal di atas kota, gerimis pun mulai turun. waktu menunjukkan pukl 7. lewat sedikit.
Memasuki halaman gereja, seorang pemuda, membungkuk tersenyum menyalami satu persatu anak yang datang pagi itu.
Dalam bagunan utama tiga orang pengasuh sedang memimpin pujian, didepan seratusan anak tanggung. tepuk tangan malas-malas sambil nyanyikan pujian
sya..la,la..la..pegang pundak teman di sebelah mu,
sya la..la..la pegang tangan teman mu .... haleluyah..
Nampak anak-anak kurang bersemangat, kak Glori pun berusaha dengan gayanya, mendekat melalui jalur paling kanan yang adalah deretan anak laki . Ada yang asyik colek-colek temannya, ada yang duduk sambil memperhatikan gerakan ka Glory, namun tak juga nyanyi. anak yang agak besar serta merta memaksakan suaranya yang tak beraturan, bertepuk tangan sejadi-jadinya, eperti sedang berlomba siapa yang paling kuat bertepuk tangan.
Pada bagunan TK di samping kiri, memiliki enam ruang kelas seukuran kira-kira 3 meteran kali 10 meter. Ruangan paling belakang digunakan remaja, sekitar 50 remaja duduk berkelompok pria dan wanita berhadapan menyisahkan ruang 3 meter kali lebar ruangan. Kak Okta sedang berdiri menyandar pada dinding kayu penyekat ruangan. Matanya tak lepas pada ayat-ayat dalam Kitab suci di depannya smengikuti yang dibacakan remaja.
Ruangan paling depan, nampak beberapa pria sedang bercakap-cakap, ada juga yang senyum-senyum sendiri memperhatikan putra-putrinya yang sedang bernyanyi dengan gerakan yang dipandu ka Tina.
Dalam kelas anak kecil ini acara berlangsung tenang, meski anak-anak agak bosan karena kelamaan duduk, namun penuh sukacita. Karena keterlibata anak-anak dalam lagu dan gerak. ibu-ibu pun duduk dilantai mengawasi putra-putrinya yang lucu-lucu. Terlintas dalam pikiran ku, pasti Bapa di surga sangat senang melihat anak-anak ini.
Karpet warna-warni cerah bergambar tokoh yang di sukai anak-anak, menjadi arena yang nyaman bagi pengasuh dan anak juga orang tua dalam hadirat Tuhan di pagi itu.
Kembali ke dalam gereja, anak-anak tanggung di bagi menjadi enam kelas sesuai jumlah. Kelompok yang jumlahnya banyak didampingi dua pengasuh.
Ka Shanti, Cici, dan beberapa diantaranya adalah almuni remaja yang telah dikaderkan menjadi pengasuh. Saat ini mereka sedang kuliah, aku lupa sih apa nama tempat kuliah kakak-kakak ini namun yang jelas mereka akan menjadi guru. ohh ia tempat kuliah nya di SP lima namanya KPG, entah apa kepanjangan dari huruf K di awal, kalau P pasti dari Kata pendidikan sedangkan G adalah awalan dari Guru..
sesudah Acara sekolah minggu semua pengasuh kumpul dalam salah satu ruangan kelas TK, untuk evaluasi dan mengatur pelayanan nanti sore dan minggu depan
Ka Glory bersama anak tanggung kelas 4-5
Ka Shanti bersama anak kelas 3
Rabu, 01 Juni 2011
Peresmian Gedung Gereja Diaspora Timika
23 Maret 2010.
Bupati Kab Mimika Klemen Tinal sedang disambut dengan tarian adat.
oleh PAR GKI Diapora
Langganan:
Postingan (Atom)