Selasa, 07 Juni 2011

Mama kenapa ko tidak mati saja..!!

Ibu ku hanya punya satu mata, dan satu kaki.  Ini sangat memalukan ku. Aku ingin dia mati atau lenyap dari muka bumi. 

Ibu bekerja keras sebagai  pembantu di tentangga, dan berjualan kue untuk membiayai sekolah ku dan kebutuhan  keluarga.

Satu sat, ia berjualan di sekolah ku, dan aku berlari meninggalkan nya, karena rasa malu.  “ kenapa ibu tidak mati saja” kata ku tanpa rasa  menyesal, sepulang sekolah pada nya. Ia hanya diam

Kata-kata itu,  membuat  hati nya hancur dan tertusuk. Sering ia menangis di dapur, tanpa suara di saat aku sedang tidur.  Aku tahu, kesedihan nya, namun aku begitu membenci karena cacat fisik nya.

Kami hidup dalam sebuah gubuk tua, dan sangat menderita. Aku berjanji unstuck sekolah dan harus menjadi orang sukses.  Ibu k uterus membiayai sekolah ku, meski dalam kondisi cacat.

Bertahu-tahun kemudian, aku  tamat kuliah, dan mendapat pekerjaan. Berkeluarga. Membeli rumah mewah dan punya anak.

Ibu, ku datang. Membuat anak-anak ku, takut karena cacat  dan kondisi yang karu-karuan.  Aku mengusir nya dan mencaci nya, pergi dari halaman rumah ku,

Sungguh memalukan, ibu ku memiliki hanya satu mata dan satu kaki .  aku membencinya. Ibu bekerja di tetangga sebagai juru masak. Dan berjualan kue untuk membiayai keluarga dan sekolah ku.

Suatu hari ketika aku masih SD, ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia lakukan ini? Aku memandangnya dengan penuh kebencian dan melarikan diri. Ibuku terdiam hanya memandang.

”Ibumu hanya punya satu kaki dan satu mata. ?!?!” Iieeeeee, jerit seorang temanku.. Ujarku pada ibu, “Bu, Mengapa Ibu tidak punya satu kaki dan satu mata lainnya? Kalau Ibu hanya ingin membuatku ditertawakan, lebih baik Ibu mati saja!!!”

Ibuku tidak menyahut. Aku merasa agak tidak enak, tapi pada saat yang bersamaan, lega rasanya sudah mengungkapkan apa yang ingin sekali kukatakan selama ini. Mungkin karena Ibu tidak menghukumku, tapi aku tak berpikir sama sekali bahwa perasaannya sangat terluka karenaku.

Malam itu. Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku
sedang menangis, tanpa suara, seakan-akan ia takut aku akan terbangun karenanya.
Ia memandangku sejenak, kemudian berlalu dengan kaki pincang.

Akibat perkataanku tadi, hatinya tertusuk. Walaupun begitu, aku membenci ibuku yang sedang menangis dengan satu kaki dan matanya. Jadi aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku akan tumbuh dewasa dan menjadi orang yang sukses.

Aku belajar dengan tekun, ibuku terus bekerja membelikanku baju, buku sekolah, membayar uang sekolah. Akhirnya aku lulus dan mendapat beasiswa masuk perguruan tinggi. Kutinggalkan ibuku dan pergi ke Jakarta menuntut ilmu. Lalu aku pun menikah, membeli rumah, kemudian  memiliki anak.

Kini aku hidup dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggalku karena tidak membuatku teringat akan ibuku.

Kebahagian ini terus bertambah, ketika ibu datang ke rumahku.  Apa?! Siapa ini?! Itu ibuku. terlihat kepanasan di wajahnya, berkeringat dan terengah-engah dengan kaki dan mata satunya.

Siang itu, seakan langit runtuh menimpaku.  Anak-anakku berlari ketakutan, ngeri melihat bentuk ibuku yang gak karu-karuan. Kataku, “Siapa kamu?!  Aku tak kenal dirimu!!” ”Berani-beraninya kamu datang ke sini dan menakuti anak-anakku! !” ”KELUAR DARI SINI! SEKARANG!!” Ibuku hanya menjawab perlahan, “Oh, maaf. Sepertinya saya salah alamat,” dan ia pun berlalu dengan tongkat kakinya. Untung saja ia tidak mengenaliku. Aku sungguh lega. Aku tak peduli lagi. Akupun menjadi sangat lega.

Suatu hari, sepucuk surat undangan reuni sekolah tiba di rumahku di Jakarta. Aku berbohong pada istriku bahwa aku ada urusan kantor. Akupun pergi ke sana. Setelah reuni, aku mampir ke gubuk tua, yang dulu aku sebut rumah.. Hanya ingin tahu saja.
Di sana, kutemukan ibuku tergeletak di lantai yang dingin.
Namun aku tak meneteskan air mata sedikit pun. Ada selembar kertas di tangannya. Sepucuk surat untukku.

”Anakku..Kurasa hidupku sudah cukup panjang. Aku tidak akan ke Jakarta lagi.  Namun apakah berlebihan jika aku ingin kau menjengukku sekali ?  Aku sangat merindukanmu. Aku sangat gembira ketika tahu kau akan datang ke reuni itu. Tapi kuputuskan aku tidak pergi ke sekolah. Demi kau. Dan aku minta maaf karena hanya membuatmu malu dengan keadaan cacat fisiku.

Kau tahu, ketika kau masih dalam kandungan ibu mengalami kecelakaan , ketika ibu masih hamil seseorang telah dengan sengaja menabrak kaki ibu hingga patah. Tetapi untung kandungan ibu selamat, akhirnya ibu melahirkan bayi lucu yaitu kamu, tetapi sayang  Tuhan hanya memberikan mu satu mata .Sebagai seorang ibu, aku tak tahan melihatmu tumbuh hanya dengan mata satu.

Maka aku berikan mata satuku kepadamu,. Aku sangat bangga padamu yang telah melihat seluruh dunia untukku, ditempatku, dengan mata itu. Aku tak pernah marah atas semua kelakuanmu. Ketika kau marah padaku.. Aku hanya membatin sendiri, “Itu karena ia mencintaiku” Anakku! Oh, anakku!”

Akupun  menangis sekeras-kerasnya, memeluk ibuku erat-erat meminta maaf,  namun sayang ternyata Ibuku sudah beberapa jam lalu meninggal dalam kesendiriannya.
Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki sekarang dibandingkan apa yang tidak dimiliki oleh jutaan orang lain! Luangkan waktu untuk mendoakan ibu Anda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar